Selasa, 30 Oktober 2012

Sejarah Jurnalistik


SEJARAH JURNALISTIK

Jurnalistik telah ada sejak 3000 tahun silam. Pada saat itu di Mesir  Firaun, Amenhotep III, mengirimkan ratusan pesan kepada perwira-perwiranya di berbagai provinsi untuk mengabarkan apa yang saat ini sedang terjadi di ibukota. Menyampaikan berbagai pesan, informasi atau berita adalah menjadi konsep dasar jurnalistik.
Sekitar 2000 tahun yang lalu, di Roma terbitlah Acta Diurna yang memiliki arti ‘tindakan-tindakan harian’ yang memuat tindakan senat, peraturan pemerintah, berita kelahiran dan kematian yang ditempel ditempat umum.
Setelah ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg, perkembangan surat kabar semakin pesat. Surat kabar pertama yang terbit di Eropa di mulai di Jerman bernama Aviso tahun 1609 di Wolfenbuttel dan relation di Strasbourg. Pada tahun 1650 terbitlah surat kabar harian pertama, Einkommende Zeitung di Leipzig Jerman.
Bila dibandingkan dengan negara lain, media masa di Indonesia tumbuh dan berkembang secara unik, terutama bila dibandingkan dengan lahir dan tumbuhnya media massa di negara-negara barat dan AS. Media cetak di Indonesia lahir pada masa penjajahan Belanda yaitu dengan terbitnya surat kabar Bataviase Nouvelles (1744). Koran ini dijalankan oleh manajemen dan jurnalis Belanda. kemudian lahirlah pers "pribumi", media cetak yang menggunakan bahasa melayu atau bahasa daerah dan dipimpin oleh seorang pribumi. Warta berita (1901) yang masuk ke dalam kategori ini, selain berbahasa melayu juga dicetak dalam bahasa latin. surat kabar lain yang lahir pada abad ke-19 meskipun telah dicetak dengan huruf latin dan berbahasa melayu tetapi umumnya masih di pimpim oleh orang-orang Belanda.
Pers perjuangan yaitu media cetak berbahasa Melayu yang menyiratkan cita-cita kemerdekaan dari penjajahan asing dalam kebijakan redaksionalnya adalah Koran yang dipimpin oleh kaum pribumi.
Istilah pers perjuangan kembali populer setelah 17 Agustus 1945, yaitu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi kemudian pihak Belanda mencoba untuk menjajah kembali bangsa Indonesia. Pada tahun 1945 sampai 1946, koran-koran yang membawakan suara bangsa Indonesia masih dapat bertahan  di tengah tekanan pihak Belanda. Wartawan Indonesia H. Rosiwan Anwar adalah contoh "sisa-sisa laskar panjang" yang mengalami masa-masa sulit itu.
Pujangga Baru, Suara Umum, Pewarta Deli, Wasita, Mimbar Indonesia, Bintang Timur, Berita Indonesia, Sinar Harapan, Warta Bakti, Harian Rakyat dan masih banyak lagi adalah terbitan surat kabar dan majalah yang muncul sekitar tahun 1930-an sampai tahun 1960-an.

Selasa, 16 Oktober 2012

Mengenal karakteristik pembaca dan penonton berdasarkan aspek geografis




Jurnalistik : "Mengenal karakteristik pembaca dan penonton berdasarkan aspek geografis"

Nama       : Dellarosa Mentari (11610769)
                  Rizka Widya Agustina (16610111)

Kelas        : 3 SA 01